“Bagus ya tadi filmnya.” Elin menghentikan pergerakan tangan saat ingin memasukkan spagetti ke dalam mulut. Ia meletakkan kembali garpu ke atas piring sebuah restoran pizza yang sudah menjamur di negara ini. Matanya berbinar menatap Raja yang duduk di depannya. “Iya! Apalagi saat-saat terakhir. Ya ampun mengharukan sekali setelah sedih-sedih di pertengahan cerita!” antusias Elin. “Sampai kamu mengeluarkan air mata ya. Lucu sekali! Apalagi saat kamu mengomel, kamu seperti anak kecil yang merengek minta dibelikan permen.” Raja terkekeh dengan binar jahil. Mengingat bagaimana tadi sang kekasih terisak sambil mengomeli pembuat naskah dan sutradara film yang mereka tonton. “Hiks… Tidak bisa! Ini… terlalu mengharukan! Hiks… b-bagaimana bisa mereka m-membuat film yang lucu sekaligus… mengharuk

