"Mah, Om, Tante," ujar Sean sambil merapikan kemejanya, “aku mau ajak Karina ke dokter. Soalnya tadi waktu bangun tidur, dia mual-mual. Aku takut dia kenapa-kenapa.” Sinta menatap Karina yang tampak pucat. “Mual-mual? Morning sickness, paling. Jangan-jangan kamu hamil, Rin?” tanyanya setengah bercanda tapi dengan nada khawatir. Karina menunduk, suaranya lirih. “Iya, Mah… aku udah tes. Hasilnya positif.” Astrid menutup mulutnya, terkejut. “Ya Tuhan…” Erwin melangkah mendekat, menatap Karina dengan ekspresi lembut meski suaranya masih tegas. “Sudah, kalian memang bersalah. Tapi cucu Papa gak bersalah. Papa ikut ke dokter, ya. Papa mau lihat keadaan cucu Papa.” Karina menatap ayahnya dengan mata berkaca. “Makasih, Papa… maaf ya, Karina udah ngecewain Papa.” Erwin mengelus kepala putriny

