“Sini, aku keringin rambut kamu, nanti masuk angin,” ujar Karina lembut sambil bangun dari ranjang. Ia mengambil hair dryer di meja rias. Sean duduk di lantai, menunduk sedikit. “Kalau aku masuk angin, kan ada perawat pribadi yang siap rawat aku,” godanya dengan senyum miring. “Ih, dasar gombal!” Karina pura-pura cemberut, tapi bibirnya menahan senyum. Angin hangat dari hair dryer berhembus lembut, membuat rambut Sean berantakan tapi terlihat semakin tampan. “Udah, kering. Nih, biar gantengnya gak kebanting sama rambut acak-acakan,” katanya sambil menepuk bahu Sean pelan. Sean bangkit, menatap Karina penuh sayang. “Terima kasih, perawat pribadi.” Ia menarik Karina ke dalam pelukannya dan membaringkannya di ranjang. Mereka berdua berbaring saling berdekapan, suasana malam itu begitu t

