Sinar matahari pagi menembus tirai tipis kamar hotel, memantul di dinding dan menyapu lembut wajah Karina yang masih tertidur di pelukan Sean. Lengannya yang kekar melingkar di pinggang istrinya, napasnya berirama tenang. Namun ketenangan itu pecah ketika Karina tiba-tiba menggeliat, wajahnya menegang. “Mas…” bisiknya lirih. Ia menahan d**a, lalu buru-buru menyingkap selimut dan turun dari ranjang. Sebelum Sean sempat bereaksi, Karina sudah berlari ke kamar mandi. “Hoek… hoekkk…” suara muntah terdengar keras. Sean langsung terbangun, panik. Ia berlari ke kamar mandi, memegangi rambut Karina dengan lembut, satu tangannya memijat tengkuk istrinya. “Sayang, kamu mual lagi, ya?” suaranya pelan tapi penuh cemas. Karina mengangguk lemah, menatap Sean lewat cermin. Wajahnya pucat, matanya

