9. Prawan

1666 Kata

Setelah puncak klimaks tubuh Sean dan Karina basah oleh keringat meski AC masih menyala. Sean menatap wajah Karina yang tertidur, lalu menunduk mencium bibirnya perlahan. "Baby… kakak harap kamu nggak membenci kakak besok pagi," bisiknya lirih. Karina sudah terlelap di dalam pelukan lengan kekarnya. Pagi harinya, Karina membuka mata. Pandangannya langsung jatuh pada rahang kokoh Sean yang masih tertidur di sampingnya. Dalam hati ia bergumam, “Apa yang kulakukan semalam memang salah… tapi aku tidak menyesalinya.” Tiba-tiba Sean membuka mata. "Karina…" panggilnya pelan. Mereka saling menatap. Sunyi, hanya ada debar jantung yang terdengar. Sean menarik napas berat. "Maafkan kakak ya… seharusnya kakak menjaga kamu, bukan malah merenggut kesucianmu." Karina meletakkan telunjuk di bibir Se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN