47.Menikah

1837 Kata

Pagi itu, Sean dan Karina keluar dari kamar hotel sambil bergandengan tangan. Mereka masuk ke lift, turun ke lantai satu. “Sayang, kita sarapan dulu yuk,” ujar Sean sambil menatap lembut ke arah Karina. “Setelah itu kamu temenin aku ke sidang perceraian, baru kita lanjut USG si Utun.” Karina tersenyum manis. “Iya, Mas. Aku siap kok.” Mereka menuju ruang makan hotel. Sean mengambil piring, memilihkan roti bakar hangat untuk Karina, sementara ia sendiri mengambil kopi hitam. Karina memilih jus jeruk segar. Setelah duduk di meja pojok dekat jendela, Karina tersenyum menggoda. “Aaa… Mas, buka mulut.” Sean tertawa kecil. “Hahaha… kamu nih, kayak anak kecil aja.” Tapi ia tetap membuka mulutnya dan menerima suapan roti dari Karina. “Sekarang gantian. Aaa…” Sean menyuapi balik Karina. Karin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN