48.Sedang Perceriaan

1660 Kata

“Terima kasih, Pak Kiai, sudah menikahkan anak kami,” ucap Erwin penuh hormat. Pak Kiai tersenyum hangat. “Sama-sama. Semoga pernikahan mereka menjadi sakinah, mawaddah, warahmah.” “Aamiin,” jawab semua serentak dengan suara haru. Sinta menyerahkan sebuah amplop kecil. “Ini, Pak, untuk jasa pernikahan, sewa baju, dan make-up. Terima kasih banyak ya.” Pak Kiai menunduk sopan. “Sama-sama, Bu. Semoga berkah untuk semuanya.” Astrid menoleh pada Karina. “Kamu ganti baju dulu ya, Nak, baru kita pulang.” “Iya, Bude,” jawab Karina. Astrid memutar mata. “Bude? Harusnya bilang Mama sekarang.” Karina tersenyum malu. “Iya, Ma.” Indri mendekat sambil tersenyum. “Ayo, Mbak, ganti baju di rumah saya lagi. Sekalian saya bantu beresin make-up-nya.” Karina mengangguk dan berjalan bersamanya. Seme

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN