Petir silih bersahutan, dan hujan pun terlihat semakin lebat di villa tersebut. Ragas masih terdiam dan menatap layar ponselnya sesaat setelah menerima panggilan dari Keyra yang terputus, Ragas berusaha menghubungi Keyra kembali. Namun ponselnya tidak aktif. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang berlari dengan cepat mendekati kamar Ragas. Sendi membuka pintu dengan napas tersenggal-senggal, “Istri lo … itu ….” ucap Sendi terputus-putus. “Kenapa?” tanya Ragas hati-hati, berusaha membuang segala pikiran buruknya. “Istri lo hilang di gunung, Ragas! Dia terpisah dari rombongan!” lanjut Sendi setelah napasnya mulai teratur. Mata Ragas membelalak, pikiran buruknya yang sejak tadi mengganggunya kini terjawab sudah. Tanpa berpikir panjang, dia mengambil jaket dan kunci mobilnya lalu ber