Sebuah taxi terlihat berhenti di depan gerbang panti asuhan Naungan Kasih, ketika pintu taxi tersebut terbuka nampak Jelita yang bergerak keluar dari dalam mobil setelah membayar ongkos dan mengucapkan terimakasih pada sopir yang mengantarnya.
Dalam sebulan ini setiap minggu Jelita memang menyempatkan diri mengunjungi panti asuhan untuk sekedar bermain dengan anak-anak panti atau mengobrol santai dengan Bu Hanum.
Dengan langkah pelan Jelita berjalan memasuki halaman Panti asuhan, dimana di halaman tersebut anak-anak terlihat sedang asyik bermain di lapangan kecil samping rumah panti. Ada yang bermain bola, ada yang bermain lompat tali, ada yang bermain masak-masakan, dll.
“Mba jelita,” teriak salah seorang anak panti yang melihat kedatangan Jelita.
Mendengar itu semua anak panti lan
