Nadine hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya dari mulut Keenan. Bagaimana mungkin, pria yang selama ini membencinya, bahkan tidak menginginkannya menjadi istri, kini mengaku cemburu? Cemburu karena apa sebenarnya? Hatinya menolak menerima kata-kata itu. "Apa benar, Tuan Keenan cemburu? Pasti Tuan cemburu karena aku dan Kak Daniel mengambil waktu bekerja untuk mengobrol sebentar, 'kan? Ya, pasti karena itu," ujarnya, mencoba memastikan. Meskipun rasanya aneh sekali, ia sendiri tak tahu maksud ucapannya. Keenan memandang dingin, lalu berkata, "Ya. Bukankah sudah aku katakan, aku benci terhadap karyawan yang bermain-main saat bekerja. Walaupun lapar atau butuh istirahat, itu bukan alasan untuk bersantai seperti tadi. Gunakan ruang istirahat dan waktu sebaik mungkin." N