TigaDelapan

1118 Kata

“Ada yang lebih menakutkan dibanding bertemu setan yaitu kehilanganmu.” ❣❣❣             “Kamu tidak masuk?” Tsabit menatapku bingung, sudah lebih dari lima belas menit kami hanya berdiri di depan pintu ruangan Die. Tidak ada yang bisa aku lakukan, meskipun bertekad untuk menemuinya. Aku masih merasa belum pantas untuk bertemu dengannya saat ini. Aku masih menyalahkan diriku atas apa yang terjadi kepadanya. “Kakimu akan mengeras menjadi talas Bogor kalau terus berdiri di sana,” celetuk Tsabit lagi. Sahabatku itu memang sangat menyebalkan. “Kamu yakin akan terus begitu, Pol? Hidupmu akan sangat kacau jika kamu terus-terusan menghindari Die,” keluh Tsabit. Entah dia sedang menyemangati atau mengutukku. Aku tidak bisa mengerti maksud ucapannya barusan. Di pikiranku sekarang hanya ada Die

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN