Entah kapan tepatnya, entah kapan pula dimulainya, yang jelas ... sudut bibir Selat terangkat ketika dia mendapati balasan tautan bibir dari Ana. Secara sadar, keduanya saling menerkam. Tahu? Ini masih di mobil. Bedanya, sabuk pengaman Ana sudah dibuka, dia membalas serangan Selat. Agaknya, Ana bukan tipe yang pasrah ketika diterkam, bila perlu bahkan dia balas menerkam, yang Ana gigit bibir itu kemudian. Rasakan! Biar jontor sekalian, atau bahkan seriawan. Selat mendesis, sakit. Ana melenggang kemudian. "Galak banget, sih," gumam Selat. Namun, dia tertantang untuk menaklukkan. Sejenak, Selat mainkan ponsel. Ada sesuatu yang dia curi dari Mariana, dan sesuatu itu sedang Selat posting di status WA-nya. Mantap. "Alu, tunggu!" Malah ditinggalkan. Eh, eh, ponsel Selat bergetar dan teru