25. Sampai Klimaks

1141 Kata

"Pi, Langit mau ke Bandung." Papi Alam yang sedang melahap makanannya menghentikan kunyahan barang sejenak demi mencerna ucapan Langit yang tumben-tumbenan izin pergi urusan bisnis, biasanya ngeloyor saja, tahu-tahu saat ditelepon orangnya sudah di lokasi. "Kapan berangkatnya?" "Lusa." Nah, lebih tumben lagi karena izinnya dari jauh-jauh hari. Papi Alam manggut-manggut. Di situ Langit menggigit rotinya dengan diameter yang pas di mulut sebelum kemudian bilang, "Rencananya Langit mau ajak Kalia, menurut Papi gimana?" Kembali Papi Alam hentikan kunyahannya. Oalah, pantas saja! "Sebaiknya jangan dulu." Gantian Langit yang hentikan kunyahan. Percaya nggak percaya, style Langit makan walau dengan menu berbeda dari papinya, Langit persis seperti cerminan Alam sewaktu muda. "Papi tau, l

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN