bc

Gelora Hasrat Berbahaya Mafia

book_age18+
20
IKUTI
1K
BACA
dark
one-night stand
family
HE
second chance
pregnant
dominant
badboy
kickass heroine
boss
mafia
gangster
drama
bxg
bold
city
friends with benefits
addiction
like
intro-logo
Uraian

Maxime dibohongi oleh pamannya sendiri. Katanya sang ayah meninggal karena serangan jantung. Tapi ia yang merasakan kejanggalan, akhirnya memutuskan untuk bergabung bersama kelompok berbahaya untuk mengusut tuntas tentang kematian sang ayah.

Saat kenyataan terungkap, Maxime merencanakan pembalasan yang pedih dan dimulai dari tunangan sepupunya itu sendiri. Namun, niat ingin membalas Maxime justru malah terjebak ke dalam hubungan tak terduga dengan wanita itu. Mereka terpaksa menikah karena Megan yang malah mengandung anaknya. Pekerjaan Maxime sekarang amat berbahaya dan bertaruh nyawa.

Disaat Maxime telah jatuh cinta pada mantan tunangan sepupunya itu, dia juga harus rela melepaskan wanita tersebut, karena bahaya yang sudah mengintai di depan mata.

Dapatkah mereka terus bersama? Atau memang perpisahan sudah menjadi jalan keluar terbaik bagi keduanya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Malam Jebakan
"Kamu siapa?" tanya Megan, pada pria pria yang berpakaian serba hitam di depan kediamannya. "Aku Maxime. Sepupunya Freddy. Calon suami kamu," ucap pria itu. Megan terdiam dan mengingat-ingat, tentang sepupunya ini yang pernah tunangannya ceritakan, hanya saja belum pernah dikenalkan secara langsung oleh tunangannya itu. "Oh iya, aku pernah dengar tentang kamu darinya. Em, ada apa perlu ya?" tanya Megan lagi. "Aku diminta Freddy untuk menjemput kamu. Kalian, janjian bertemu malam ini kan?" ucap Maxime. "Kenapa bukan dia yang datang sendiri ke sini?" tanya Megan. "Mobilnya mogok. Jadi, aku yang diminta untuk menjemput kamu. Ayo, kita berangkat sekarang. Kita tidak punya banyak waktu," ajak Maxime. Megan terdiam beberapa saat. Mungkin sedang berpikir untuk ikut ataupun tidak. Tapi karena pria yang mengajaknya ini masihlah bersaudara dengan tunangannya. Jadi tidak butuh waktu yang lama bagi Megan untuk berpikir. "Ya sudah. Tunggu sebentar. Aku ambil tasku dulu," ucap Megan seraya masuk ke dalam rumahnya kembali, sementara pria tadi menunggunya di luar sambil menghela napas beberapa kali. "Sudah. Ayo jalan," ucap Megan yang telah siap dan kini nampak berjalan mengikuti langkah kaki Maxime. "Ayo, ikuti aku," ucap Maxime seraya mengajak Megan ke sebuah cafe. Mereka duduk disalah satu kursi dan menunggu Freddy di sana. "Tunggu sebentar ya? Aku pergi kamar tidur kecil dulu," ucap Maxime yang bersiap untuk menjalankan rencananya. Megan hanya tersenyum dan juga mengangguk. Dia dengan sabar menunggu laki-laki, yang malah berbelok dan menemui pelayan di cafe ini. "Yang mana pesanan meja tujuh?" tanya Maxime. "Yang ini, Mas," ucap salah seorang pelayan yang tengah membawa dua gelas minuman pada sebuah nampan. Maxime melirik kanan dan kiri. Dia memberikan isyarat dengan menaruh jari telunjuknya di bibir dan kemudian membubuhkan sesuatu pada salah satu minumannya. "Ini, ambil dan jangan sampai ada yang tahu," ucap Maxime seraya menepuk bahu pelayan pria itu dan kini ia segera kembali kepada Megan lagi. "Em, Freddy kemana ya? Kok masih belum sampai?" tanya Megan, yang tidak tahu bila pertemuan malam ini adalah rencananya. Dia ambil ponsel sepupunya diam-diam dan meminta untuk bertemu dengan Megan. "Ada. Dia ada. Sedang dijalan," ucap Maxime. "Apa aku telepon saja ya?" ucap Megan dan tangan Megan yang tengah memegang ponsel dipegangi oleh Maxime. "Nanti saja. Dia sedang mengemudi. Bahaya, kalau dia sampai kenapa-kenapa di jalan. Benar kan? Lebih baik, kamu minum dulu. Pasti kamu haus," ucap Maxime seraya memberikan minuman yang sudah dibubuhi obat dan memberikannya kepada Megan. "Iya. Ya sudah," ucap Megan seraya mengambil segelas jus jeruk dan kemudian meminumnya. Setelah melakukan beberapa kali tegukan. Lima menit berikutnya, Megan malah merasa pandangan matanya mulai kabur dan perlahan, kesadarannya pun berkurang bahkan hilang tanpa ada yang tersisa. Keesokan harinya. Megan terbangun dengan kepala yang sedikit berat. Seingatnya, semalam dia akan bertemu dengan Freddy, calon suaminya dan dijemput oleh sepupu dari calon suaminya itu. Tapi seperti ada yang aneh. Megan mengarahkan sepasang bola matanya ke sekeliling ruangan dan kemudian, sampai ke tubuhnya sendiri. Lalu dalam sekejap, dia pun membeliak. Ia lihat tubuhnya yang hanya berbalut selimut saja dan semua pakaian yang semalam ia kenakan, entah kemana perginya. "Morning." Sebuah kata sapaan, yang menyapa Indra pendengaran Megan, hingga wanita itu sampai membuat kerutan yang sangat banyak di dahinya sendiri. "Kamu. Kita... Kita kenapa ada di sini?? Dan ini dimana???" tanya Megan yang sudah mulai panik. Apa lagi, pria itu nampak tengah bertelanjang d**a dan hanya menggunakan celana pendek saja. Belum lagi kondisi dirinya sendiri, yang hanya berbalut selimut ini saja. "Ini di hotel dan semalam... Kita sudah melewatkan malam yang sangat panjang bersama. Apa kamu tidak ingat sama sekali??" ucap Maxime dan Megan pun tertegun, sembari mengingat-ingat kembali, apa yang terjadi semalam. "K-kita... Kita ini... Apa kita sudah...?" "Benar. Apapun yang ada di pikiran kamu sekarang, jawabannya adalah benar," jawab Maxime sembari menarik pakaiannya yang berserakan di lantai. Megan terduduk lemas di atas ranjang. Satu tangan mencengkram dengan erat selimut yang menutupi hingga mencapai atas dadanya saja. Sementara tangan lainnya, berada di atas ranjang dan mencengkram erat seprai. Oh ya Tuhan... Kenapa hal semacam ini harus terjadi kepadanya?? Ia belum lama bertunangan dan akan segera menikah. Tapi, kenapa hal semacam ini justru malah terjadi padanya?? "Dasar kurang ajar! Dasar brengsekk! Kenapa kamu melakukan semua ini!??" rutuk Megan. Disertai dengan cengkeraman pada selimut , yang berada di atas dadanya , yang semakin ia eratkan. Pria yang tengah mengancingkan kembali pakaiannya itupun tersenyum, tanpa adanya rasa bersalah sama sekali, lalu kemudian, ia berjalan mendekati Megan dan berbisik di dekat indra pendengarannya persis. "Karena aku hanya ingin mencicipi sedikit saja, apa yang dimiliki oleh sepupuku itu dan ternyata, rasanya lumayan juga. You're very nice," ucap Maxime sembari menyapu pipi Megan dengan lidahnya. Namun, telapak tangan Megan segera melayang dan mengenai pipi Maxime dengan kencang. Maxime sedikit menjauh dan tersenyum miring dan mengusap bekas tamparan Megan di pipi kirinya, yang lumayan terasa pedas dan panas. "Oh ya ampun. Kenapa aku malah mendapatkan tamparan?? Bahkan semalam, aku sudah menunjukkan bagaimana rasanya, sebuah surga dunia. Harusnya, kamu berikan ciuman. Bukannya tamparan seperti tadi." Megan tidak peduli. Ia turun dari atas tempat tidur sembari membungkus tubuhnya dengan selimut dan kemudian pergi ke dalam kamar mandi. Sementara Maxime merapikan rambutnya sambil menunggu Megan keluar dari dalam kamar mandi. "Apa sudah selesai??" tanya Maxime saat melihat Megan, yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi dan hanya menggunakan handuk saja. Megan tidak menimpali ucapan Maxime sama sekali dan malah sibuk mencari-cari pakaiannya sendiri. Setelah ketemu, Megan kembali lagi ke dalam kamar mandi dan menggunakan pakaiannya di sana. Lalu keluar dari dalam kamar mandi tersebut. "Sudah? Ayo, aku antar kamu pulang," ucap Maxime yang lagi-lagi tidak dipedulikan oleh Megan. Megan berjalan ke pintu dan saat akan keluar, tangannya malah direngkuh oleh Maxime. "Ayo, aku antar kamu pu...," Belum sempat menyelesaikan ucapannya, telapak tangan sudah melayang lagi saja dan mengenai pipi Maxime persis. Megan teruskan lagi niatnya. Ia buka pintu itu dan lalu membantingnya sambil pergi dengan terburu-buru. Sementara Maxime sibuk mengusap-usap pipi, sambil bergumam sendiri. "Dia hobi sekali menampar orang," gerutu Maxime, yang ikut keluar dari kamar hotel. Tetapi sebelumnya, ia pastikan tidak ada yang tertinggal di dalam sini.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
34.3K
bc

Beautiful Pain

read
13.3K
bc

Oh, My Boss

read
385.9K
bc

Revenge

read
34.4K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
18.8K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
31.9K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.2K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook