Author’s POV Tangis Raline semakin menyayat. Rega mengusap air mata yang sudah membanjir di wajah Raline. Melihat kondisi Raline begitu rapuh seperti ini membuat batin Rega tersiksa, seakan ingin menjerit dan berteriak sekencangnya, meluapkan segala yang menyesakkan dan bertanya, kanapa di saat cinta tengah tumbuh begitu subur, harus menghadapi kemarau yang tiba-tiba menyapa. Rega menarik kepala Raline di bahunya. Dia hanya mampu mengusap kepala Raline lembut tanpa sepatah kata. Raline masih saja menangis. “Aku bingung Ga. Apa aku mesti ngasih tahu orangtuaku dan Elang? Mami dan papi pasti bakal minta pertanggungjawaban Elang. Itu artinya aku akan menikah dengan Elang. Anak yang ada di kandunganku darah daging Elang Ga... Aku nggak mau jadi istri kedua. Aku juga nggak mau Elang menceraik

