Elang’s POV Cukup lama Lira mengurung diri di kamar. Sejak tadi pagi dia belum menyentuh makanan di meja. Aku bahkan sampai tak berangkat ke restaurant karena pikiranku begitu kacau. Rasanya aku tak bisa bernapas lega sebelum Lira memaafkanku. Aku duduk sendiri di ruang makan mencoba mengisi perutku yang kosong dengan beberapa suap masakan Lira, masakan istriku yang selalu kurindukan kala aku bekerja. Tapi yang ada aku tak berselera. Bukan karena rasa masakannya tak enak. Aku suka masakan Lira, hanya saja suasana hatiku sedang begitu buruk. Jika saja aku tak bisa mengendalikan diri, mungkin saat ini aku sudah berteriak dan menjerit tak jelas seperti orang gila. Kulihat Lira menuruni tangga. Aku harap dia kan duduk di sini dan makan siang bersamaku. Dia sama sekali tak menolehku dan memil

