Wajah sembabnya ia sembunyikan saat Barra datang ke rumah. Pria itu ikut ke pemakaman. Anne memakai masker dan menemuinya sebagai tanda menghargai atasannya. “An, kamu yang sabar ya, cutinya diperpanjang aja dulu sampai minggu depan,” Anne tertegun, “Maaf, Pak. Anne nggak mungkin terlalu lama cuti, dua hari juga sudah cukup, kok,” ucapnya. Anne memikirkan banyak hal, tidak mungkin seenaknya saja. Dia kerja bukan liburan. Meski dilarang masuk kerja tapi cukuplah dua hari cuti untuk hari berkabungnya. Barra tersenyum, meski sesekali menelisik wajah Anne yang terlibat pucat dan sembab tapi Barra menghargai Anne dengan tidak meledeknya. Barra datang tidak sendiri melainkan dengan neneknya yang terus saja mencari tahu siapa sebenarnya ibunya Anne. Nenek tua itu tidak bisa melihat jadi tid