Untungnya sopir pribadi pria itu datang ke lapaknya dan memastikan bahwa pesanannya tetap jadi. Anne merasa sangat lega karena akhirnya ibunya tidak merasa kecewa.
Sebenarnya dia sudah ingin mengatakan bahwa ternyata orang yang memesan 50 dus snack mengalami musibah tapi ternyata tetap memenuhi kewajibannya untuk mengambil pesanannya sore itu.
Saat ini sudah jam 03.00 sore dan ana sudah sibuk di lapaknya. Dia berjualan seperti biasa. Dan lapaknya sudah mulai ramai sekitar pukul 04.00 sore.
Banyak juga yang melakukan war takjil seperti yang sedang viral saat ini. Karena yang membeli takjil di bulan Ramadan ternyata bukan hanya kaum muslim saja.
Ia tertawa geli saat tahu seorang gadis non muslim yang datang untuk membeli takjil. Melakukan pembelian beberapa jajanan takjil secara sembunyi-sembunyi.
Mereka bahkan tidak sungkan untuk mengatakan bahwa mereka adalah non muslim yang sedang mencari jajanan yang biasa dibeli orang muslim seperti dirinya.
“Aku nggak puasa Mbak tapi aku senang aja kalau mau beli takjil jajanan yang seperti ini,” kata seorang gadis bersama dengan mamanya.
Anne sampai tergelak saat ada beberapa kumpulan anak laki-laki remaja tanggung yang membeli dagangannya sambil mengambil video. Sebelumnya mereka telah meminta izin padanya untuk mengambil video saat mereka melakukan pembelian di lapaknya.
Ibunya sampai tertawa saat melihat beberapa anak laki-laki itu tertawa dengan tingkah yang mereka lakukan sendiri.
Hari itu cukup ramai dan takjil yang dititipkan di lapaknya ternyata hampir saja habis.
Tiba-tiba bisa pergi pria yang memesan takjil cukup banyak, datang lagi kepadanya dan memesan satu dus besar untuk esok hari.
“Tapi ini benar-benar jadi, ya?” tanya Anne memastikan.
“Jadi, dong Neng. Seperti biasa ini uangnya dibayar lunas dan besok pagi sekitar pukul 09.00 akan saya ambil ya Neng,”
Anne langsung menerimanya dan mencatat kue apa saja yang akan dipesan oleh majikan Bapak sopir itu.
Mereka pun menutup lapaknya setelah semuanya selesai dan Anne merasa sangat senang karena ternyata si pemesan kue itu memberi lebihan uang untuknya.
Ia dan ibunya juga akan memberikan lebihan kue nantinya seperti yang dilakukannya saat memesan 50 dus snack.
**
Setelah beberapa hari berjualan ternyata kondisi tubuh Anne mulai drop Karena dia kelelahan.
Hingga suatu pagi, Anne tampak menggigil kedinginan dan ibunya langsung menyuruhnya Untuk membatalkan puasanya.
“Kalau sakit begini kamu batalkan tunggu saja puasanya supaya bisa minum obat!”
Anne menolak keras perintah ibunya karena dia tidak mau membatalkan puasanya yang hanya beberapa jam setelah sahur tadi.
“Sebaiknya kamu jangan ngeyel, ibu tidak mau kamu sakit berkelanjutan. Dari kemarin kan kita sibuk terus dan kamu tidak langsung tidur setelah shalat subuh,”
“Palingan aku cuma kurang istirahat saja Bu. Jadi mendingan aku tidur saja daripada harus membatalkan puasa,” ucap Anne.
Ibunya hanya menggelengkan kepalanya saja lalu mengecek lagi keadaannya. Mengukur suhu tubuhnya yang ternyata sudah mencapai 40 derajat Celcius.
“Ini benar-benar demam tinggi, seharusnya kamu nurut sama Ibu. Batalkan puasamu satu hari saja supaya bisa minum obat dan turun demamnya!”
Ibunya berkata cukup keras sehingga membuat Anne merasa takut.
Ayahnya juga masuk ke kamarnya dan memastikan keadaannya. Setelah tahu kondisinya bahwa putrinya demam tinggi, Ayahnya Anne langsung menyuruh putrinya itu untuk membatalkan puasanya.
Barulah setelah ayahnya mengatakan itu, Anne langsung menurut dan mau mengikuti keinginan mereka yang menyuruhnya untuk segera minum obat.
“Ibu sudah buatkan kamu bubur, setelah makan Kamu bisa minum obat dan istirahat sampai kamu benar-benar bisa pulih lagi,”
Kali ini Anne memang harus menuruti perintah ibunya karena tubuhnya benar-benar drop dan harus istirahat penuh.
Karena dia sakit akhirnya lapaknya tutup dan ibunya juga tidak berjualan. Anne yang masih merasa demam akhirnya masih tidak diperbolehkan puasa hingga 3 hari lamanya.
Sementara itu di tempat lain Barra yang baru saja sampai di pusat kuliner, mencari lapak Anne yang ternyata tidak buka selama beberapa hari dia ke sana.
Dia mengeluhkan pada sang sopir dan menyuruhnya untuk mencari tahu di mana alamat rumah Anne.
Sopir pribadinya kemudian bertanya pada beberapa penjual yang ada di pusat kuliner jajanan takjil. Sopir itu menanyakan dimana keberadaan alamat rumah Anne.
Namun mereka tidak ada yang tahu karena sebagian besar orang yang berjualan di lapak itu bukan tinggal di daerah sekitar lapak.
Sang sopir kemudian memberitahu pada CEO bahwa rumah Anne tidak ada yang tahu. “Padahal nenek sangat cocok dengan makanan yang dijual gadis itu,” keluh Barra dengan pandangan nanar dan menghela napas karena putus asa.
Sopir pribadinya memberinya saran bahwa kue takjil bisa dibeli di manapun juga asal sama bentuknya.
“Tapi beda rasa aku nggak mau, Pak,” ujar Barra.
Sopirnya mengerutkan kening karena merasa heran, katanya yang ingin kue takjil itu neneknya tapi kenapa soal rasa CEO nya yang keberatan.
Pak sopir hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum penuh arti.
"Yang ingin kue takjilnya Tuan Barra atau Nyonya Jess?" tanyanya setengah meledek.
Barra terperangah dengan pertanyaan sang sopir. Ia pun memilih masuk ke dalam rumah dan menemui mamanya yang ternyata sedang ada tamu satu keluarga.
"Barra .... kesini, Nak! Ada Christin disini!"