Emosi Mentari

1595 Kata

“Ceko, apa aku boleh pulang? Setidaknya memberi kabar pada keluargaku. Sudah lama aku nggak menghubungi mereka. Aku takut mereka berpikir yang tidak-tidak.” Alea merebahkan kepalanya di bahu kekasihnya. Mendengar desah napas Ceko yang berat, Alea tau permintaannya terlalu besar karena mungkin saja bahaya menghadang mereka di tempat tujuan Alea. Tapi Ceko juga tahu kalau Alea masih punya kehidupan yang normal. Punya keluarga tempat berbagi dan dicintai. Tidak seperti mereka yang kebanyakan sebatang kara dan hanya tau organisasi sebagai keluarga mereka sebelum akhirnya menyadari kalau hanya dimanfaatkan organisasi saja. “Aku nggak mau bikin Bunda sedih,” kata Alea akhirnya. “Alea … kamu sangat paham resikonya kan? Mari kita lewati masa satu tahunmu sehingga kita bisa betul-betul bersama

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN