"Mas Ceko mau pergi?" tanya Ibu Warung yang melihat Ceko melintas dengan membawa satu tas besar dan satu kardus di tangannya. Ceko berjalan mendekat dan mengulurkan tangannya. "Saya pamit Bu. Kalau di sini saya ingat Alea terus." "Apa nggak nunggu sampai Mbak Alea ditemukan?" tanya Ibu Warung prihatin. Ceko menggeleng. "Nggak ada harapan Bu. Sudah berbulan-bulan dan Alea nggak ada kabar. Saya sudah ikhlas." "Gimana kalau Alea tiba-tiba muncul?" tanya Ibu Warung lagi. Ceko berpikir sejenak, lalu mengeluarkan secarik kertas yang dia sobek dari buku notes. Ditulisinya kertas itu lalu diberikan kepada Ibu Warung. "Alea tau di mana harus mencari saya." Ibu warung hanya mengangguk dan memandang kepergian Ceko dengan berkaca. "Kasian banget hidup mereka. Entah punya kesalahan apa leluh