Orang-orang yang terluka sudah tertidur, namun Alea masih belum juga bisa memejamkan matanya. Pikirannya penuh dan perasaannya gelisah. Ceko belum juga kembali dan tak ada seorangpun yang bisa memberi tahu bagaimana atau di mana dia dan Ayah. Hanya dua orang itu lagi yang belum terdengar kabarnya. Untuk mengatasi rasa gelisahnya, Alea pergi keluar dan duduk di bangku yang ada di depan pondok. Angin terasa sangat dingin dan sejauh mata memandang hanya kegelapan yang terlihat. Di kejauhan lampu-lampu rumah penduduk terlihat berkelap-kelip seperti kunang-kunang. Lama-lama berada di luar membuat Alea juga nggak betah. Suasana sepi dan gelapnya bikin merinding selain itu angin yang bertiup terlalu keras dan bikin dia menggigil. “Kamu dari mana?” tanya Marco yang melihat Alea masuk. “Dari l