Alea tak tau apa tujuannya terbaca oleh Risis atau tidak. Namun dia harus pastikan kalau tidak diikuti. Keadaan sekelilingnya gelap. Ada satu rumah yang dia kenal dan Alea pun masuk ke pekarangannya Menyembunyikan diri di balik pagar tembok dekat pohon mangga. Alea berjongkok dan menunggu sejenak. Mencoba membaca tanda-tanda kalau keberadaannya tidak diikuti. Setelah menunggu cukup lama dan kakinya hampir kram, dia pun keluar dari persembunyiannya. Dilihatnya rumah model kampung yang ada di belakangnya. Dua puluh tahun ke depan, rumah ini masih tetap kokoh berdiri. Alea tak bisa larut dalam nostalgia, dia dikejar waktu. Tak banyak tujuan yang dia tau, tapi dia harus mencoba. Kembali Alea mencoba fokus dan mulai berjalan. Di tengah fokusnya, dia mendengar suara-suara. "Itu dia! Cepa