Suara ponsel Mas Raja kembali berdering, suamiku melihat ke arah layar lalu mengangkatnya. Aku mendengar Mas Raja menerima telepon dengan nada yang sopan. "Baik, aku tunggu di rumah," jawab Mas Raja kemudian mematikan sambungan teleponnya. "Mas, telepon dari siapa?" tanyaku penasaran, sepertinya ada sesuatu yang penting. "Telepon dari orang yang akan membeli rumah ini. Dia ingin melihat rumah ini dulu, dan orangnya sebentar lagi sampai," terang Mas Raja dengan nada yang santai. Aku merasa sedih mendengar rumah akan dijual hari ini juga. "Secepat itu, Mas. Aku pikir jual rumahnya nanti, tidak sekarang," kataku dengan hati yang berat, karena aku harus meninggalkan rumah ini secepatnya. Mas Raja merangkul bahuku dengan lembut, terlihat dia memahami perasaanku. "Tidak apa-apa, ya. Rumah i