Zura mengetuk-ngetuk pahanya dengan jari telunjuk, dia gugup, suasananya membuat pipinya memerah. Dia sendiri tidak tau, entah mengapa jantungnya begitu tidak bersahabat. Dia ingin sekali berbincang tapi tidak tau caranya memulai. Ael juga memilih diam dan memandang lurus kedepan. Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi tapi jalanan tetap saja masih banyak yang berlalulalang. "Apa kita pernah bertemu? Sebelumnya?" Zura melirik Ael disampingnya. Dia menggit bibir bawahnya, rasanya ingin berteriak karna sangking senangnya dia bisa satu mobil dengan lelaki itu. Dengan harum yang rasanya sangat memeluk tubuh. Ael hanya menggeleng untuk menjawab tidak. Tentu saja dia bohong, bahkan dia sudah mengetahui semua tentang gadis itu. "Tapi aku merasa kita pernah bertemu, tapi dimana gitu." Zura menu