Wajar bukan bila Suci merasa demikian? Merasa seolah diawasi oleh sopir barunya. Lagi, Suci tak mau berpikir mendalam. Ia kesampingkan sedikit rasa curiganya itu karena berpikiran seorang pelayan baru tak akan berani berbuat macam-macam dengannya, terlebih dengan statusnya yang hanya sebagai pelayan sementara. Pasti sopir baru ini takut berbuat demikian karena takut tidak digaji. Itu karena Suci masih berpikiran bila sopir dan pelayan lainnya masih ada dalam kuasanya. Dia tidak tahu bila sopir memantau aktivitasnya. Mobil yang membawa Suci kemudian berhenti di depan sebuah rumah. "Nyonya, apa benar ini alamat yang Anda tuju?" tanya sopir sedikit ragu, khawatir bila salah. "Benar. Kamu tunggu di sini. Aku masuk dulu sebentar." Sopir hanya mengangguk paham dan tetap berada di mobil

