Melisa turun dari mobil ketika sopir sudah membuka pintu untuknya. Malam ini ia baru saja pulang setelah melakukan liburan selama beberapa hari di luar negeri bersama teman-teman sosialitanya. Melisa melangkah masuk ke dalam rumah besarnya dan berpapasan dengan Sarah yang terlihat pucat ketika melihatnya. "Ada apa dengan ekspresimu?" Melisa menatap Sarah heran. Gadis dengan tangan buntung itu seperti habis melihat vampir saja, dengkus batin Melisa. "I-ibu, kau sudah pulang?" Sarah terbata-bata membuat Melisa berjengit jijik sebenarnya. Sebenarnya Melisa sedikit tidak senang jika Sarah, si gadis cacat itu memanggilnya dengan sebutan ibu. Harusnya jangan. Tapi, mau bagaimana lagi jika ia harus merelakan gadis cacat itu memanggilnya dengan sebutan ibu karena Jena pun melakukan hal y