identitas asli Adrian

1557 Kata
Keluarga Levin sudah selesai makan malam dan sekarang Abraham beserta putranya Arnold sedang menikmati waktu bersama di ruang keluarga sambil meminum jus jeruk yang dibuatkan oleh sang mama. "Jadi gimana perkembangan kantor Arnold?" tanya abraham kepada sang putra. "Semua berjalan dengan lancar pa. Bahkan kita berhasil mendapatkan banyak project baru. Aku juga sudah mengirimkan laporan tentang perkembangan perusahaan," jawab Arnold yang menjelaskan kepada sang papa. "Nanti papa akan membacanya. Papa belum sempat melihat laporan perusahaan. Andai saja Adrian mau ikut bergabung bersama kamu di perusahaan mungkin perusahaan kita lebih maju dari sekarang. Karena papa tahu kemampuan yang dimiliki oleh Adrian. Walaupun dia bilang tak tertarik dengan dunia bisnis tapi papa sangat tahu jika Adrian sangat pintar membuat rencana di masa depan untuk perusahaan. Tapi sayangnya Adrian masih belum mau ikut dalam perusahaan dan lebih suka menjalani hobby fotografinya. Tapi untung ada kamu yang selalu bisa papa andalkan," puji Abraham kepada putra tirinya. "Papa tidak perlu khawatir aku pasti tak akan pernah mengecewakan papa. Aku pasti akan selalu memberikan yang terbaik untuk per kita," kata Arnold penuh keyakinan. "Maka dari itu papa percaya dengan kamu. Dan kamu pasti bisa membawa perusahan kita jauh lebih berkembang daripada sebelumnya. Karena papa tahu jika kemampuan kamu memang sangat luar biasa," puji Abraham lagi. "Terima kasih buat kepercayaan yang telah papa berikan kepada aku. Aku gak akan pernah mengecewakan papa sama sekali. Aku janji sama papa akan melakukan banyak hal agar bisa membuat perusahaan kita semakin jauh lebih berkembang," janji Arnold. "Iya papa tahu akan hal itu dan papa yakin jika kamu bisa melakukannya dengan baik," kata Abraham kepada sang putra. Arnold sebenarnya sangat senang ketika diminta untuk meminta perusahaan Levin yang memang sudah sangat terkenal dan juga menjadi salah satu perusahaan yang berkembang di negeri ini. Tapi sayang statusnya yang hanya sebagai anak tiri tak akan menjamin dirinya untuk bisa memimpin perusahaan Levin. Karena pada akhirnya nantinya anak kandung dari sang papa yaitu Adrian France Levin yang akan memimpin perusahaan Levin ini. Karena memang Adrian adalah pewaris tunggal kekayaan keluarga Levin bukan dirinya yang memang bukan siapa-siapa. Tapi walaupun begitu Arnold akan membuktikan jika ia bisa menjadi pemimpin yang baik untuk perusahaan Levin. Sementara itu Adrian diminta untuk menginap di rumah orang tua Renata karena cuaca yang hujan dan tak kunjung reda sehingga membuat kedua orangtua Renata meminta untuk tinggal di rumah sampai besok baru Adrian pulang. Dan Adrian diminta tidur di salah satu kamar milik kakak Renata dan bisa memakai pakaian milik kakaknya Renata. Adrian baru saja selesai mandi dan memakai baju milik kakaknya Renata. Setelah selesai Adrian pun memilih untuk keluar dari kamar dan berjalan menuju luar. Dan disana ia bertemu dengan ayahnya Renata sedang duduk di sofa sambil menyaksikan siaran berita di televisi. "Sore om," sapa Adrian sambil duduk di samping ayahnya Renata. "Eh nak Adrian. Gimana tadi istirahatnya?" tanya Ferry kepada Adrian. "Lumayan om. Tadi sempat tidur sebentar dan sekarang sudah agak enakan. Dan saya tadi pinjem baju yang ada di lemari," jawab Adrian dengan sopan. "Udah pakai aja gak apa-apa. Lagian itu juga baju kakaknya Renata yang memang sudah tidak tinggal disini," kata Ferry yang tak mempermasalahkan hal itu. Suasana pun hening sejenak hingga akhirnya Renata yang baru bangun tidur turun dari kamarnya masih memakai baju rumahan yang sudah belel tapi bagi Renata itu sangat nyaman untuk Renata kenakan. "Yah ibu mana?" tanya Renata yang sudah duduk di samping sang ayah sambil menyenderkan kepalanya di bahu sang ayah. "Ibu kamu lagi ada arisan sama ibu-ibu di komplek mungkin sebentar lagi juga pulang. Emangnya ada apa kamu cari ibu?" tanya Ferry sambil membelai rambut sang putri. "Aku lapar yah. Di dapur gak ada makanan. Kayaknya ibu gak masak deh. Ayah lapar gak?" tanya Renata lagi. "Kalau ayah sih belum lapar. Kalau kamu lapar sana beli makanan buat makan malam. Belikan buat nak Adrian sekalian. Beli makanan di warung nasi gorengnya mang Didin aja sana," kata Ferry memberikan nasihatnya. Renata melihat kearah samping sebagai ayah yang ternyata ada Adrian yang ada disana. Tadi ia sempat dengar jika malam ini Adrian akan menginap disini gara-gara hujan terus mengguyur dan kedua orang tuanya tak tega membiarkan Adrian pulang dalam keadaan hujan seperti ini karena sangat berbahaya. "Ya udah aku beli nasi gorengnya mang Didin dulu. Ayah mau aku beliin sekalian gak?" Renata pun menawarkannya kepada sang ayah. "Boleh. Sekalian kamu belikan buat ibu juga nanti kita bisa makan malam bersama dengan nasi goreng pak Didin," jawab sang ayah setuju. "Ok. Aku ambil jaket dulu. Adrian kamu tunggu mobil aku ambil jaket sama dompet dulu," pinta Renata. "Ok. Aku tunggu di mobil," jawab Adrian patuh. Setelah itu Adrian pun segera menuju ke mobil sedangkan Renata kembali ke kamarnya untuk mengambil jaket dan juga dompetnya. Tak membutuhkan waktu yang lama bagi Renata untuk langsung turun menuju kearah mobil dimana Adrian sudah menunggunya. Dan mereka pun segera berjalan menuju ke warung mang Didin yang merupakan langganan Keluarganya Renata. "Aku mau bilang makasih buat semua yang kamu lakukan kemarin. Tapi ingat kamu gak usah besar kepala. Walaupun kamu sudah membantu aku kemarin tak membuat aku bisa menerima cinta kamu. Karena selamanya itu tak akan pernah terjadi," kata Renata penuh penekanan. "Padahal aku sudah senang ketika kamu berkata seperti itu. Tapi walaupun begitu tak mengurungkan niatku untuk tetap bisa mendapatkan kamu. Apalagi kamu bisa lihat sendiri jika aku sudah dekat dengan kedua orang tua kamu. Jadi gak ada yang namanya gak mungkin sayang. Aku sangat percaya kamu pasti akan luluh juga dengan perlakuan yang aku lakukan untuk kamu," kata Adrian penuh percaya diri. "Dasar sok percaya diri. Dari dulu sampai sekarang kamu gak pernah berubah. Masih saja suka mengkhayal yang tak pasti. Terserah aja kalau kamu mau bermimpi yang tinggi karena itu gak akan berpengaruh apa-apa sama aku," jawab Renata ketus. Setelah perdebatan singkat itu tak ada lagi yang bicara satu sama lain. Karena keduanya tampak sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Sesampainya di warung nasi goreng mang Didin Renata langsung ​ memesan makanan dan tentu saja Adrian ikut bersama dengan Renata. "Wah mbak Renata sekarang punya pacar baru ya? Mana pacarnya cakep banget kayak bule-bule gitu loh," kata mang Didin yang melihat keberadaan Adrian. "Dia bukan pacar saya kok mang. Cuma teman kerja aja," jawab Renata sambil tersenyum canggung. "Ooo gitu. Namang kirain pacarnya mbak Renata. Soalnya ganteng banget cocok banget sama mbak Renata," puji Mang Didin. Renata hanya bisa tersenyum kaku ketika mendengar apa yang dikatakan oleh mang Didin. Ia tak menyangka jika ada orang yang mengatakan jika Adrian adalah pacarnya. Padahal ia tak suka jika orang-orang beranggapan seperti itu. Dan setelah itu mereka pun segera kembali ke rumah dan mereka juga menikmati makan malam bersama dalam sebuah keluarga. Adrian juga merasa sangat senang karena untuk pertama kalinya ia kembali bisa merasakan makan malam dengan keluarga seperti ini. Karena sejak sang mama meninggal ia tak pernah bisa merasakan perasaan nyaman seperti ini. Di tambah lagi setelah kedatangan ibu dan kakak tirinya yang membuat semuanya semakin bertambah runyam. Mungkin dari luar orang-orang beranggapan jika Adrian memiliki kehidupan yang sempurna. Terlahir di keluarga kaya raya membuat ia bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan. Mungkin bisa dibilang jika ia bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan tanpa harus bersusah payah untuk mendapatkannya. Tapi semuanya hanya bohong belaka karena Adrian tak pernah merasakan kebahagian sebuah keluarga. Sejak sang mama meninggal sang papa lebih memilih menyibukkan dirinya dengan pekerjaan kantor sampai-sampai ia lupa jika ia memiliki seorang anak. Sejak kecil Adrian sudah di asuh oleh pelayan karena memang papanya tak pernah ada di rumah. Dan kemarahan Adrian semakin memuncak ketika sang papa menikah lagi dengan wanita lain. Dan bahkan wanita itu membawa anak kandungannya sendiri. Sejak itu Adrian lebih sering memberontak dan tak suka hidupnya diatur begitu aja. Hingga di suatu saat ia mengenal dunia fotografi. Baginya dunia fotografi sangat membuatnya bebas. Dan dengan mengenal dunia fotografi Adrian bisa menjadi dirinya yang lain bukan menjadi seorang Adrian France Levin yang merupakan pewaris tunggal kekayaan keluarga Levin. Walaupun Adrian tertarik dengan dunia fotografi tak membuatnya lupa akan pendidikannya. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di jurusan bisnis dengan sangat baik. Tapi walaupun ia memiliki gelar di dunia bisnis tak membuatnya tertarik meneruskan bisnis keluarga Levin. Ia lebih memilih menekuni dunia fotografi yang sangat ia cintai. Bahkan sekarang dari dunia fotografi itu ia bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan banyak. Setidaknya bisa untuk membiayai dirinya sendiri. Hari pun sudah larut menbuat Adrian kembali ke kamar kakaknya Renata untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Karena besok ia harus pulang dan mulai aktivitas lagi. Ketika ia sedang bersiap-siap untuk tidur ia mendapat pesan dari Gery yang merupakan orang kepercayaan di keluarga Levin sekaligus sahabat baiknya. Dalam pesan itu Gery mengabarkan jika Minggu depan papanya akan berulang tahun dan papanya meminta dirinya untuk sayang untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun. Memang beberapa tahun terakhir Adrian memilih untuk tak pernah datang ke acara ulang tahun sang papa. Karena Adrian memang tipe orang yang tak suka dengan kerumunan. Biasanya ia hanya membelikan kado dan menitipkan kepada Gery agar Gery bisa menyerahkannya kepada sang papa. Jadi untuk tahun ini ia tak tahu apakah akan datang ataupun tidak. Karena memang ia merasa tak nyaman dengan euforia pesta yang menurutnya tak penting. Selain itu ia tak ingin identitasnya sebagai putra di keluarga Levin terbongkar. Karena ia memang sengaja menutupi identitasnya agar orang-orang tak tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Ia hanya ingin orang-orang mengenalnya sebagai seorang fotografer handal. Selebihnya ia tak begitu ingin orang-orang sampai tahu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN