Bagian 41 – Badai Salju di Hati Ah, aku bosan. Aku melirik ke arah jendela dan melihat beberapa butir salju mulai berjatuhan. Aku sudah dua bulan lebih di sini tanpa kejelasan. Sudah berulang kali pula aku mencoba untuk menemui Kenneth namun dia selalu menghindariku. Dia selalu pergi entah ke mana. Aku berjalan menuju jendela, menonton salju yang mulai berjatuhan. “Eh, ada apa ramai-ramai di bawah?” aku mencoba untuk melihat ke bawah. Para pelayan dan pengawal berkerumun di sana seperti membentuk barisan. Tiba-tiba ada kereta yang masuk dari gerbang luar. Semua pelayan dan penjaga itu langsung menunduk hormat. Apa Kenneth sudah kembali? Tanpa menunggu kejelasan lebih lanjut, aku segera berlari turun untuk menghampiri siapapun yang berada di dalam kereta tersebut. Aku sudah muak terkur