Siang itu, Max menunggu jemputan sambil duduk di depan kelas bersama teman lainnya.
“Heh! Kamu yang kabur waktu pertemuan orang tua. Kenapa kamu masih sekolah di sini?! Orang miskin gak punya ayah jangan sekolah di sini…” ucapan seorang anak kecil sambil tertawa terkekeh-kekeh.
“Max gak punya ayah! Max cuma bisa pamer foto!” Ejek teman-teman yang berdiri bersama Ziddan.
“Orang miskin…orang miskinnn…” seru suara lain dengan tawa cekikan.
“Heyy…kalian….tidak boleh berantem miss bilang, kan?” Suara wali kelas yang berjalan mendekat ke arah mereka.
“Miss, kemarin kan sudah mama Ziddan bilang, kalau orang miskin ini tidak seharusnya sekolah di sini. Kenapa masih di sini, Miss?” Tatap Ziddan kepada gurunya.
“Ziddan, sekolah ini boleh untuk siapa saja, termasuk Max. Yang penting mampu memb
