Kilas Balik Sukardi Ayahnya Mentari

1033 Kata
"Kesalahan terbesar kedua orang tua ku adalah melahirkan diriku dari rahim seorang ibu yang miskin" Perempuan itu berujar sebelum meneguk habis wiski yang telah mereka pesan. Lelaki di depannya tertawa. Mencari-cari korek di kantong celananya, tetapi tidak menemukan benda yang dicari. Dia menggerutu. Perempuan di depannya menyodorkan korek miliknya. "Ah. Kau hanya sedang kecewa saja pada Dirimu sendiri." Lelaki itu kemudian mengembalikan korek yang di pinjamnya. Namun, buru-buru dicegah perempuan itu. "Simpan saja." Katanya. "Anggap itu sebagai salam perkenalan." "Memang, apa salahnya kedua Orang Tua mu melahirkan mu dari seorang ibu yang harus nya kau hormati. "Kau lihat sekelilingmu." jawabnya. "Mereka datang ke sini, untuk melepas beban. Mereka kesepian." jawab nya lagi. "Lalu, di mana letak salahnya?" Tanya lelaki yang sedang berhadapan dengan wanita itu. Perempuan itu memperbaiki duduknya, kemudian mematikan rokok yang belum sepenuhnya habis. "Sebab, mereka semua sama dengan saya yang lahir dari kemiskinan dan mempertaruhkan seluruh tubuh nya untuk dinikmati oleh para lelaki yang mempunyai UANG." Dia berujar pelan dengan suara serak. "Lelaki setengah tua menggeleng kan kepala nya. "Bila kau menyalahkan Orang Tua mu melahirkan dengan keaadaan miskin sama hal nya kau menyalahkan Tuhan." Kata Sukardi memperkenalkan dirinya. "Aku tidak menyalahkan Tuhan. Aku hanya menyalahkan kedua Orang Tua ku kenapa dia miskin. Kata wanita berusia 28 tahun. "Siapa namamu?" Tanya Sukardi. Saskia Rindra. Jawab nya. Dia mengambil rokok, dan menyelipkan di antara bibirnya. Menyalakannya dengan korek yang entah sejak kapan telah dipegang. Dia sedikit ter batuk. Lelaki di depannya masih menunggunya melanjutkan cerita perempuan yang di tatap nya dengan senyuman manis. "Mereka semua bener bener membutuhkan uang untuk bertahan hidup atau pun untuk memenuhi kebutuhan sehari hari nya yang terlahir dari ke miskinan. Bahkan tidak bisa hidup tanpa orang lain." Ada pun orang lain memberi bantuan itu hanya semata menginginkan tubuh dari mereka yang bekerja di tempat ini. "Seperti Kau.'' Kata wanita menunjuk kearah Sukardi. Mendengar pertanyaan lawan bicaranya, dan menyudutkan kepada Sukardi Dia lalu membatin dalam hati nya. "Sialnya, Iya!" "Aku berencana mabuk malam ini. Dan juga, topik pembicaraan kita tidak cocok jika di bicarakan di tempat seperti ini membicara kan sosok Orang Tua di bar? Yang benar saja." "Memangnya kenapa?" "Kesopanan sosial." "Ah, Alasan. Bilang saja kamu tersindir oleh pembicaraanku. "Aku beranjak mau pergi meninggalkan wanita yang tadi menemani ku dan pindah ke meja lain aku kecewa niat untuk menenangkan pikiran dengan minuman dan di temani oleh wanita yang ada di Bar itu. "Mau kemana?" Tanya wanita itu menahan tangannya. "Aku mau pindah ke tempat meja lain. datang ketempat ini bukan hanya untuk mendengar kan curhat dari mu." Kata Sukardi dengan nada ketus. "Jangan pergi aku tidak akan membicarakan tentang unek unek yang ada dalam hatiku." Ucap wanita bergincu dengan mata berkaca kaca. "Lelaki setengah tua yang masih terlihat gagah itu. Lalu kembali duduk di hadapan wanita itu. "Saskia kini pindah duduknya di samping Sukardi sembari menuangkan satu botol minuman whisky kedalam gelas dan mengadu adu jotos gelas itu sambil meminum nya. "Alunan musik dan orang orang yang datang di bar itu tua muda berjoged asyiknya mendengarkan salah satu pemandu lagu yang sedang menyanyi dengan gaya erotis nya lekuk tubuh nya ia pertontonkan sambil meliuk liuk di depan para lelaki yang berjoged ria. "Sukardi dan Saskia pun yang sedang duduk di meja bar itu dan di tambah lagi panasnya minuman yang memabukkan membuat mereka berdua mengikuti irama musik nya di malam hari itu. "Pria yang bernama Sukardi itu sambil memeluk Saskia dan berbisik ke telinga nya. "Aku sudah tidak kuat kita ke kamar" ajak nya kepada Saskia. Anggukan yang di berikan oleh Saskia. membuat Sukardi bersemangat. "Di sebuah kamar VVIP sebuah hotel yang berada di kawasan Jakarta pusat. Malam ini tampak seorang pria menikmati malam nya dengan seorang wanita yang ia baru kenal di bar yang sudah biasa bekerja melayani p****************g. "Pria matang Berusia 40 tahun itu tampak sedang berbaring sambil menikmati permainan yang di berikan oleh perempuan yang memperkenalkan dirinya bernama Saskia Rindra. Meski pria itu sedang bercinta dengan wanita yang baru dia kenal. Namun dia membayangkan wajah wanita pujaan hatinya. Dalam hati lelaki itu memanggil nama wanita pujaan nya. "Ahk.......! Leni......'' Hatinya terus menerus memanggil nama itu seketika goyangan dengan cepat yang di berikan oleh Saskia Rindra. "Karna tidak mau membuat Saskia kecewa bercinta membayangkan adik istrinya yang bernama Leni nur Aini. maka dia mendesah dengan suara lembut memanggil Saskia. "Ohh...........!! Saskia Rindra!!! Aku mencintaimu dan permainan mu sungguh lincah..." Erang nya saat Semburan lava nya sudah keluar. "Sama hal nya yang di rasakan oleh Saskia saat dia juga sudah sampai dalam tingkat puncak o*****e nya. "Ahk..........!! Sukardi....! Saskia mengerang seketika dan ambruk di d**a nya yang baru saja dia kenal. "Setelah Sukardi dan Saskia mengatur napas nya masing masing. Sukardi pun mendorong perempuan yang ada dalam tubuhnya. Setelah itu mereka berbaring bersama sama sambil berpelukan dan terlelap dalam balutan Tampa busana. "Mentari pagi pun bersinar menerangi indah nya hari ini. Di dalam kamar VVIP tampak seorang wanita sedang menangis terisak Isak di sebuah kamar mewah tepat di samping nya seorang lelaki setengah tua Berusia 40 tahun yang sedang tertidur. "Lelaki itu pun terbangun karna mendengar tangisan seorang wanita yang tepat berada di samping nya. Ia mengucek ngucek matanya lalu duduk tepat di samping wanita itu. "Kenapa kau menangis' bukan kah sudah terbiasa melakukan hal semacam ini terhadap lelaki yang biasa menemani mu?" Tanya Sukardi. "Wanita itu seketika tangisannya semakin kencang. Sukardi kebingungan dan menggaruk garuk kepala nya dan mata nya tertuju pada sebuah seprai ranjang hotel itu. Jadi wanita ini baru pertama dia melakukan hubungan intim karna terlihat noda darah dalam seprai itu. batin Sukardi dengan wajah prustasi. "Sudah......." Sudah......." Berhenti lah kau menangis' aku akan bertanggung jawab dan segera mungkin menikahi mu. "Kata Sukardi menenangkan wanita yang sedang menangis. "Wanita itu seketika berhenti menangis dan menatap mata lelaki yang terpaut 10 tahun usia dan tidak ada kebohongan dari sorot mata yang ia lihat. "Tapi kau kan punya istri dan anak" Kata wanita yang sudah berhenti menangis. "Ia. Apakah kau keberatan" Tanya Sukardi. "Tidak....! Tapi aku tidak mau tinggal bersama istrimu. Dan anak anak mu." Kata Saskia. "Yaa.....! Nggak lah....! Aku punya rumah di Jakarta walaupun tidak mewah tapi rumah yang aku tempati tidak di ketahui oleh istri dan anakku. Jawab Sukardi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN