Rencana Dari Tiara

1045 Kata
Bajingan.........! Bangsat.........! Setan Alas kau Suryana....! Geram Tiara sambil menyusul pemuda tampan berusia 23 tahun tersebut. "Ishaq saya sarankan kau tidak usah ikut campur tentang rencana dari Suryana bila kau masih ingin lama hidup di dunia ini.'' Ancam Tiara yang sudah berjalan sejajar dengan Guru sekolah. "Aku. Juga bingung Mbak." Saat ini bingung dengan semua ini. Tujuan ku datang kesini untuk mengajar kenapa aku jadi terjerat dengan rencana lelaki Tua itu. Dan aku terlanjur suka pada Nina Zatulini untuk membantu cita cita nya mengejar dunia dan keluar dari desa atas.'' Kata Ishaq berhenti sesaat karna rasa capek dan lelahnya. "Tiara pun ikut berhenti. Langit sudah terlihat senja tanda nya sebentar lagi waktu malam pun akan tiba. Tapi mereka berdua masih di dalam hutan belantara. Aungan suara binatang buas terdengar di telinga mereka berdua. "Wanita setengah tua itu menatap penuh dengan sorot mata yang begitu lembut dengan senyuman manis. Ishaq. Aku punya rencana bagus untukmu. dan kau juga akan yakin setuju dengan rencana ku." Tiara membuka suara nya di saat dia ikut berhenti. "Maksud Mbak?" Menoleh kearah wanita yang ikut berhenti. "Hei....! Tatapan mu....! Menakutkan" dengan senyuman manja. wanita yang masih tersisa cantik di sela umurnya yang sudah menua. "Maap.'' lirih nya. menundukkan kepalanya. "Ishaq ayo...." kita berangkat dan hari Minggu saya akan menemui mu.'' nanti akan saya jelaskan kepada mu tiga hari lagi. Tepatnya hari Minggu di Rumah nya Abah Enji kampung durian RT 03/04 Desa bawah saya tunggu jam 1 siang. "Dia beranjak berdiri dan menarik pemuda itu untuk melanjutkan perjalanan menuju rumah Suryana. Mantan Suami Tiara. "Baiklah" kata pemuda yang bernama Ishaq seraya berdiri dan mengikuti langkah dari wanita yang di sebut ibu tiri oleh anak didiknya Nina Zatulini. Satu jam berlalu satu wanita dan satu lelaki yang berbeda usia sudah keluar dari hutan belantara dan masuk ke jalan utama penghubung antara desa atas dan desa bawah. Ishaq.... Sampai di sini saja aku mengantar mu dan ingat saya tunggu hari Minggu di Rumah nya Abah Enji." Kata Tiara mengingat kannya. "Pemuda bergelar bujangan itu hanya mengangguk Tampa berkata lalu berjalan pergi meninggalkan wanita setengah tua yang sama halnya sudah berjalan kearah yang berbeda. "Ishaq pun berjalan makin cepat karna lagi dan lagi terlihat beberapa mata sedang memperhatikan dari kejauhan. Apakah mata binatang atau pun mata manusia yang sedang memperhatikan pemuda yang sedang berjalan menuju rumah ketua RT. Setelah kejadian dia tersesat di Hutan belantara dan diantar oleh Nina Zatulini. Ishaq tidak tinggal lagi di rumahnya Lelaki tua itu. tapi dia di suruh tinggal di rumah RT di desa bawah. "Waktu itu setelah aku masuk kedalam rumah Abah Udin ketua RT di Desa bawah. "Pak......" Guru coba cerita kepada saya apa yang membuatmu ketakutan begitu" Tanya Tuan rumah yang sudah duduk dan berhadapan dengan Ishaq. "Pemuda itu pun menjelaskan semua nya kepada Abah Udin tentang dirinya tersesat di hutan belantara yang ada di tengah tengah antara desa Atas dan desa bawah hingga Nina Zatulini datang dan mengantarnya. "Abah Udin manggut manggut mengerti tentang penjelasan dari pemuda yang bergelar guru Tampa tanda jasa. "Tidak lama kemudian seorang gadis cantik keluar dari dapur dengan seorang wanita paruh baya sembari membawa minuman dan menyuguhkan kepada pemuda. "Pak Guru silahkan di minum air nya" kata gadis.! "Terima kasih." Lastri. Balasku lalu meminum air yang di suguhkan dan membasuh tenggorokan kering akibat berlarian. "Lastri bersama ibu nya terkekeh melihat pemuda yang sedang meneguk air yang ada di gelas nya hingga habis dan tak bersisa. "Anakku....." Bawa sekalian teko nya. Kasian Pak guru kehausan. Bisik ibu nya ke telinga gadis cantik itu. "Lestari mengangguk seraya beranjak pergi menuju dapur sebelah ujung ruangan rumah itu. "Pak guru sebaiknya tinggal lah malam ini di rumah Abah" Ucap Tuan rumah. "Apakah. Tidak merepotkan'' sahut Ishaq. "Tidak.....! Sama sekali.....! Lelaki itu menjawab. Baiklah....! karna senja pun semakin larut dan kalau pun aku harus melanjutkan perjalanan kerumah kepala sekolah sudah tidak kuat dan letih" Kata Ishaq dengan senyuman lembut. "Apakah mau langsung istrahat pak Guru?" Tanya seorang wanita yang berada di samping Abah Udin. Yaitu istrinya. "Maap Bu Udin. Aku belum mengantuk kalau boleh saya ingin pergi ke warung untuk membeli kopi dan rokok" pinta Ishaq meminta ijin. "Pak guru sebaiknya istrahat saja biarlah ibu sama Lestari yang pergi ke warung" Kata ibu Udin. "Terima kasih sekali lagi saya merepotkan kalian" Ucap nya seraya memberikan uang berwarna merah satu lembar. * * * "Sementara di rumah panggung tepat nya di desa atas. Nina Zatulini bersama ibu dan ibu tirinya sedang duduk bersama seraya mengobrol dengan serius. "Nina Ambu mohon dan berharap kepadamu Nak. Untuk tetap tinggal di desa ini dan melanjutkan permintaan dari Bapak mu. menjadi Cenayang di Desa atas. Tiada guna nya. Kau keluar dari sini. Karna orang orang yang ada di luar akan datang kesini dengan memohon meminta bantuan kepada mu Nak." Tutur Ambu nya. "Nina Bergeming. dan hanya menyodorkan sebuah buku dan dua bilah keris serta satu cincin giok hitam. Untuk di pake dan buku itu di pelajari oleh keempat wanita bergelar ibu kandung dan ibu tiri. "Apa ini" Ambu menjawab. Sambil menerima pemberian dari Anaknya. "Baca. Kata Nina. "Ambu membuka lembaran buku lalu membaca nya.! dan tersenyum kearah tiga wanita yang duduk tak jauh darinya. "Apakah Ambu mengerti." Tanya Nina. "Ya.....! Ambu mengerti dan tidak membutuhkan mu kalau mau pergi dari sini pergilah.! Titah wanita Tua itu. "Tiga wanita yang duduk di samping nya seketika kaget mendengar pembicaraan dari Istri pertama Cenayang itu. Tapi enggan untuk bertanya karna derajat nya tidak di bolehkan untuk bersuara oleh wanita yang bergelar istri pertama Dukun sakti itu. Dasar seorang ibu yang licik dan serakah saya yakin bahwa saya bukan anak nya. Batin Nina Zatulini. "Seminggu lagi saya tinggal di sini. dan selama nya aku tidak akan menginjak kan kaki lagi ke rumah ini." Nina berkata dengan sorot mata yang tajam. "Kini sorot mata Nina di balas dengan senyuman yang sinis. karna sudah tidak ada ketakutan lagi dalam diri ibu paruh baya tersebut. "Hahahaha.......! Terserah" Jawab nya. seraya beranjak pergi dan di ikuti oleh tiga wanita di bawah usia nya menuju pintu keluar. Aku akan pergi bersama Pak Guru Ishaq tidak pergi dengan kepala sekolah Suryana dan malam ini aku akan pergi ke puncak gunung untuk bertapa selama tiga hari tiga malam. "Kata Nina dalam batinnya dan mulai beranjak keluar meninggal kan pondok bambu rumahnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN