Langit Jakarta menyisakan awan mendung yang menggantung rendah, seolah menahan hujan yang tertahan oleh cerita-cerita yang belum selesai. Di dalam ruang rawat VIP, suasana begitu tenang. Mesin pemantau detak jantung Nathaniel berdetak stabil, meski luka di pelipisnya masih dibalut perban. Napasnya kini lebih tenang. Tetapi di balik tatapan matanya, ada kekosongan yang tidak biasa. Dokter berdiri di sisi ranjang, memeriksa hasil pemeriksaan CT-scan terakhir yang baru saja dilakukan pagi ini. Aurelia berdiri di samping tempat tidur, tangannya menggenggam tangan Nathaniel erat, seakan dengan sentuhan itu ia bisa menyambungkan memori yang hilang. "Setelah mengevaluasi hasil scan lanjutan dan uji memori dasar, kami mengonfirmasi bahwa pasien mengalami amnesia retrograde parsial," ujar dokter

