EDO Senin pagi, duduk menunggu di lobby sebuah gedung perkantoran di kota kecil nan maju ini. Pandangan gue menyapu setiap sisi dan sudut gedung yang terlihat begitu mewah. Kerlap kerlip pantulan cahaya di setiap kristal yang menggantung di langit-langit memancarkan bias sembilan warna. Pikiran gue tertuju ke Hana, di hari terakhir kami berkencan, menikmati indahnya pelangi yang ditembus percikan air terjun. Baru sehari, dan gue sudah merindunya. Hana: Sayang udah di kantor? Gue tersenyum mendapati pesan itu saat di MRT tadi. Namun tak terburu-buru menjawabnya. Menunggu hingga gue tiba di tempat gue akan mendulang rejeki. Dan Hana belum membalas lagi. Edo: Kangen Hana. Menjelang jam masuk kantor, nama gue dipanggil oleh receptionist. Di seberang gate tapping Kak Luna sudah berdir