Bel berbunyi, tanda pelajaran selesai. Suasana kelas langsung riuh, mahasiswa berkemas sambil bercanda. Beberapa teman menghampiri Caroline dan Tristan yang masih duduk bersebelahan. Seorang mahasiswa cowok bersiul nakal. “Wih, Caroline jadi pacar lo ya, Tristan? Diam-diam lo jago juga!” Yang lain menimpali sambil tertawa. “Gak nyangka selera lo bagus juga, bro. Cewek secantik Caroline, pinter bisa jadi pacar mu hebat.” Caroline langsung menoleh, suaranya tegas. “Maaf, Tristan hanya temanku. Bukan kekasihku.” Teman-teman langsung bersorak, sebagian pura-pura kecewa. “Yah, sayang banget. Kami kira kalian pasangan baru kampus.” Tristan menepuk meja pelan, berusaha menahan malu. “Sudah, jangan asal bicara. Fokus sama urusan kalian sendiri.” Caroline bangkit, merapikan tasnya. Trist

