Mobil hitam sport milik Alessandro Romano melaju cepat menuju pelabuhan di pinggiran kota Roma. Langit sore tampak kelabu, angin laut berembus keras menerpa kaca mobil. Alessandro menyalakan cerutunya, mengisapnya dalam-dalam, wajahnya tanpa ekspresi dingin seperti biasanya.
Di kursi depan, Luca, anak buah kepercayaannya, menatap ke kaca spion.
“Bos, mereka sudah menunggu di dermaga tujuh. Orang-orang dari Sisilia,” katanya pelan.
Alessandro hanya mengangguk tipis. “Siapkan uangnya. Dan pastikan tidak ada polisi atau pihak luar yang tahu aku datang malam ini.”
“Sudah saya pastikan aman, bos,” jawab Luca cepat.
Alessandro mematikan rokok, melempar puntungnya keluar jendela. “Kalau mereka coba main licik, aku sendiri yang akan mengubur mereka di dasar laut.”
Mobil berhenti di ujung de
