Caroline berlari sekuat tenaga, napasnya tersengal, langkah kakinya tercegah di sela bangku jurusan. Ia menempel di balik tiang, tubuhnya gemetar. Suara langkah di kejauhan membuatnya menutup mulut, jantungnya hampir meloncat. “Alessandro… tolong aku…” bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar karena ketakutan. Di sela kepanikan itu, Tristan — mahasiswa yang selama ini tampak tenang namun sebenarnya berhubungan dengan anak buah Alessandro — melihat kegaduhan dan segera mengeluarkan ponsel. Ia menekan nomor cepat. “Jhony! Jhony! Dengar Matteo dan Ricardo berkhianat. Mereka disuruh Isabella untuk menculik Caroline!” suaranya penuh urgensi. Dari seberang, Jonson mengambil telepon dengan napas panjang, nada suaranya langsung tegas. “Tenang. Di mana posisi Caroline sekarang? Apakah mereka me

