LIM.028 KULIT PUTIH BAK SALJU
Dini hari saat semua suasana terasa hening, aku terjaga oleh suara tangisan wanita yang ada di sampingku. Aku menoleh ke samping, terlihat samar-samar wajah lembut wanita yang berbaring di sampingku kini meneteskan air mata begitu deras. Aku tidak bisa melihat jelas bagaimana wajah wanita itu, karena dari awal memasuki kamar ini hingga sekarang aku tidak menyalakan lampu. Aku hanya memanfaatkan cahaya dari luar jendela kamar yang memasuki ruangan sebagai penerang.
Mendengar suara isak tangisnya, hatiku menjadi terenyuh. Seketika aku teringat pada adikku Keili Chen. Terpikir olehku bagaimana perasaan adikku saat ia berada di posisi ini. Aku tahu bahwa ini adalah hal pertama bagi wanita ini. Dan mungkin ia merasa sakit karena apa yang telah aku lakuk
