Pukul lima kurang lima belas menit, Ayah sudah standby dengan mobilku yang baru saja dipanasi. Aku dan Mas Al juga sudah siap. Kami tinggal memasukkan koper ke bagasi, lalu berangkat. Kami bangun pukul empat lebih sepuluh menit, itu pun setelah alarm bunyi berkali-kali karena aku menyalakannya dari pukul setengah empat. Andai tidak ingat kami harus segera bangun dan siap-siap, ingin rasanya aku melempar ponselku karena saking berisiknya. Padahal tidak ada yang terjadi tadi malam. Maksudku, selain ‘cicil mencicil’ ala Mas Al yang tak berlangsung lama, kami mulai tidur kisaran pukul setengah sepuluh kurang beberapa menit. Aku ingat karena saat aku melirik jam dinding, itu saat Mas Al sudah mulai mendengkur halus. Tidak bisa bohong. Menjadi raja dan ratu sehari itu sangat melelahkan. “