“Yah, garis satu lagi.” Aku langsung lemas. Aku terduduk di WC, mengamati kembali benda pipih yang lagi-lagi menunjukkan garis satu. Harapanku bulan ini kembali pupus. Ini sudah tiga bulan lebih sejak pulang dari Hawaii. Semua rutinitas sudah kembali normal. Aku kembali ngajar, dan Mas Al sudah sibuk kerja di kantor. Mulai bulan lalu, pergantian pimpinan sudah diresmikan. “Padahal rasanya mual, kok masih garis satu, sih?” aku menggumam sendiri, kecewa sendiri. Aku memasukkan benda pipih itu ke dalam plastik yang berisi beberapa benda serupa yang kugunakan pada bulan lalu. Aku keluar kamar mandi. Mas Al masih tidur. Dia tadi sudah bangun untuk subuh, tetapi tidur lagi karena semalam lembur. Mas Al bekerja sangat keras akhir-akhir ini. Aku sebagai istri harus rajin-rajin mengingatk