Al’s POV Akhirnya, lamaranku diterima juga. Aku harus menunggu empat tahun— ralat, sudah hampir lima tahun— untuk mendapat jawaba ‘Iya’. Sebetulnya jawaban ‘Iya’ dari Anna tidak penting lagi karena toh dia sudah kunikahi. Hanya saja, aku tetap ingin melakukannya. Aku ingin melalui step by step meski sudah terlambat. Tak apa, memang seperti inilah jalanku. Melihat Anna yang terlelap adalah kebahagiaan tersendiri bagiku. Setelah kuajak keluar, dia kini tidur pulas. Tadi dokter berpesan padaku untuk tetap memperhatikan kondisi Anna. Jika kiranya dia mulai terlihat lelah, segera suruh dia istirahat. Sekalipun Anna terlihat baik-baik saja, dia belum pulih sepenuhnya. Dia masih harus dipantau selama beberapa hari kedepan. “An, An ... andai kamu tahu yang sebenarnya.” Aku menggumam pelan