“Udah bawa jaket tebal, kan, An?” pertanyaan yang sama lagi-lagi dilontarkan Mama padaku. Beliau menatap tas jinjing yang tergeletak di atas ranjang, lalu menatapku lagi. “Beneran, kan?” “Udah, Ma, udah.” “Syal? Sarung tangan? Kaus kaki? Penutup kepala?” “Udah, Ma. Udah semua. Aman pokoknya.” Mama akhirnya mengangguk. “Ya udah. Ayo, turun. Al lagi sarapan di bawah.” “Emang belum makan dari rumah?” “Belum. Semalam dia chat Mama, terus Mama bilang sarapan di sini aja.” “Pantesan!” Memang, aku dan Mas Al akan berangkat pagi agar banyak destinasi yang bisa kami kunjungi hari ini. Aku di sini hanya ikut saja karena aku tidak tahu menahu tentang Wonosobo. Berbeda dengan Mas Al yang sudah ke sana berkali-kali. “Itu Anna.” Ayah menunjukku ketika aku menuruni tangga bersama Mama.