Suasana di ruangan Arsen masih sunyi walaupun disana ada 2 orang yang sama-sama diam seribu bahasa. Hingga akhirnya sang lelaki mulai membuka suaranya. "Apa aku perlu mengingatkan apa yang telah kita lakukan sebelumnya sehingga kamu tidak bisa mengelak yang sama sekali?" tanya Arsen dengan tatapan mata yang tajam. Ekspresi wajah Raline masih terlihat pucat pasi ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Arsen. Raline bukan wanita yang bodoh sehingga tak mengingat apa yang dimaksud oleh laki-laki yang menatapnya tajam itu. Tentu saja Raline sangat mengingatkan apa yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Hanya saja Raline tak ingin mengingat malam sial dalam hidupnya itu. Termasuk mengingat laki-laki yang ada dihadapannya itu. "Sepertinya tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Saya sudah