Pagi kembali menyapa, sinar matahari masuk menembus celah jendela kamar Stevany, hal itu menandakan kalau satu hari yang menyakitkan telah terlewatkan. Wanita yang berada di dalam kamar itu duduk bersandar di kepala ranjangnya. dia sudah terjaga jauh sebelum matahari terbit. Dia duduk seraya menatap layar ponselnya yang menampilkan nomor ponsel Wingga, dia berharap Wingga meneleponnya lalu pria itu mengatakan kalau video itu hanyalah omong kosong. Tapi, harapan tinggallah harapan, nyatanya Wingga tidak lagi menghubunginya. Nomor ponselnya bahkan tidak lagi aktif. Stevany membanting ponselnya ke ranjang lalu mengubur wajahnya ke bantal. Ia kembali meneumpahkan tangisnya di sana. Begitu besar rasa kecewanya pada sang suami yang begitu tega menghianati pernikahan mereka. Tidak ada yang bis