Jemima buru-buru meninggalkan restoran tersebut begitu melihat kehadiran Semeru. Sesuai permintaan Semeru, dia tidak boleh berada di hadapan pria itu. Dan Jemima sendiri juga tidak ingin bertemu dengan Semeru. Dia begitu benci dan muak sekali. “Jemi, ada apa? Kenapa kamu kelihatan ketakutan seperti ini?” Bhumika yang menunggu di lobi restoran menghentikan langkah Jemima yang terlihat terburu-buru dan ketakutan. “Om,” Jemima berhenti dan menoleh ke belakang untuk memastikan sosok Semeru. “Saya harus segera pergi, Om.” “Iya, tapi kenapa?” tanya Bhumika penasaran sekaligus khawatir. “Ada dia di sini, Om, saya takut.” Jemima tremor dan berkali-kali memastikan Semeru tidak mengejarnya. “Ada siapa, Jemi?” Bhumika kembali bertanya. “Jemima.” Jemima sangat mengenal suara itu. Suara yang te