Semeru meninggalkan rumah orang tua Jemima dengan perasaan marah luar biasa. Dia marah karena merasa telah dibohongi oleh gadis itu dan tidak dianggap. Ya, tidak dianggap. Bahkan sebagai bosnya di Steak House. Meski secara struktural memang karyawan yang resign cukup mengajukannya pada manajer—Pak Iwan. Namun tetap saja, Semeru merasa tidak terima. Dia bukan orang lain bagi gadis itu. Mereka pernah memiliki hubungan, meski singkat. Senyumnya terukir, ketika melewati sebuah warung tepi jalan dan dia melihat sosok Toni. Semeru mencari tempat luas untuk menepikan mobilnya. Setelah mobil terparkir sempurna, Semeru segera turun dan menghamipiri Toni dengan langkah tegap. Tatapannya tajam, penuh intimidasi pada orang-orang di sana. “Woi, ada angin apa nih Mas Semeru datang ke sini? Apa dari r