Jemima membaca ulang pesan yang dikirimkan Semeru padanya beberapa hari lalu. Jemima belum membalasnya. Namun di berharap sekali Semeru mengirim pesan lagi padanya. Atau menghubunginya, mendesaknya dia berada di mana saat ini. Atau mungkin mencarinya dan memaksanya untuk pulang. Jemima menertawakan khayalannya, karena tentu saja itu semua tidak akan terjadi. Interaksi antara Semeru dengan Mila tempo hari sebagai buktinya. Pria itu sudah memiliki perempuan baru untuk mengisi hari-harinya. Helaan napas kemudian terdengar dari bibir Jemima. Dia rasa dia sudah gila karena memikirkan Semeru terus-terusn. Seharusnya dia tidak memikirkan Semeru lagi. Pria itu menyebalkan, pemarah, pemaksa, kasar dan m***m. “Aarrggghh.” Jemima benar-benar lelah dengan pikirannya sendiri tentang sosok itu. “