POV Semeru “Jemi, kamu sudah bangun?” Kuketuk pintu kamar untuk menemui Jemima. Hari sudah malam dan Jemima belum juga keluar dari kamar sejak pertengkaran kami siang tadi. Aku ingin marah karena Jemima mengungkit-ungkit soal Mila, padahal gadis itu tidak memiliki hak untuk itu. Sesuai yang tertera di surat perjanjian kami tentunya. Tidak ada sahutan dan tidak ada suara lain dari dalam. Akhirnya kuputuskan untuk membuka pintu kamar dan masuk ke dalam. Lampu belum dimyalakan dan Jemima masih berada di tempat tidurku. Kudekati dia, Jemima masih terlelap rupanya, bergelung di balik selimut tebal. Ada jejak-jejak air mata di wajahnya. Aku mengusap pipinya yang sedikit lembab. Jemima pasti menangis sejak tadi. Apakah aku memang sudah kelewatan pada gadis ini? Tapi kurasa tidak. Aku tidak s