Setelah mengemasi barang-barang miliknya, Jemima melangkah perlahan meninggalkan apartemen Semeru. Di depan pintu, Jemima berpapasan dengan ketiga sahabat pria itu. Jemima hanya mengangguk pelan tanpa senyum. Bukan, bukan karena dia marah pada ketiga sahabat pria itu, melainkan karena dia merasa malu. Jemima merasa tak memiliki harga diri lagi baik dihadapan Semeru maupun ketiga sahabatnya. “Jemi, saya antar ya.” Aris menawari yang seketika mendapat gelengan dari Jemima. “Lo nggak usah macam-macam, Bang-sat! Lo mau Semeru tambah ngamuk!” Jonathan mengingatkan. “Iya, Kak, jangan. Nanti dia tambah marah sama saya,” tolak Jemima dengan suara begitu pelan. Jemima melangkah perlahan meninggalkan apartemen tersebut. Lift membawanya ke lobi dan sepanjang perjalanan, gadis itu berusaha untuk t