50. (Masih) Balada Ibu Hamil

2158 Kata

Mataku bengkak, kepalaku pening. Semua ini gara-gara aku kebanyakan nangis dan baru bisa tidur pukul setengah tiga pagi. Itu pun, pukul empat sudah kebangun dan tidak bisa tidur lagi sampai matahari terbit. “Naya, buka pintunya. Sarapan dulu!” terdengar suara Mama diiringi ketukan pintu yang cukup keras. “Iya, Ma.” Aku menjawab pelan. “Naya? Kamu di dalam enggak pingsan, kan?” Mama pasti tidak mendengarku. Suaraku memang terlalu palan untuk menembus pintu. Aku berjalan pelan sembari sesekali memegangi kepala. Begitu pintu dibuka, Mama muncul membawa satu nampan yang cukup lebar. “Enggak usah turun, makan di kamar aja. Ini Mama masak masakan kesukaanmu.” “Makasih, Ma ...” Mama nyelonong masuk, membuatku mau tak mau segera menutup pintu. Aku duduk di tepi ranjang, sementara Mama duduk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN