"Aku mau hak ku sekarang cha,
... aku bahkan rela kalau harus mandi dua kali."
Mendengar perkataan gerald Icha jadi salah tingkah sendiri."Maksud mas apasih..?" Ujar Icha yang sebenarnya sudah mengerti apa yang suaminya inginkan, hanya saja untuk memastikan lagi tidak salah Kan?
Gerald memutar badan istrinya seraya menatap mata indah Icha,"kamu pasti tau apa yang aku ingin kan selama ini." Ujar pria itu.
Icha mencubit perut sang suami yang keras akibat gym yang dilakukannya setiap minggu."Aw! Jangan dicubit sayang, dicium aja aku lebih suka."
Icha memeluk gerald tiba-tiba, gerald tersenyum bahagia"ada apa nih tumben." Tanya gerald.
Icha menggeleng "aku malu mas."
Gerald tak menjawab tapi segera menarik pinggang Icha agar dapat digendongnya, alhasil sekarang Icha berada dalam gendongannya."Mas mau apa?!" Icha panik
"Mandi-in kamu sayang, apa lagi memangnya." Kata gerald membawa masuk Icha dalam gendongannya ke dalam kamar mandi.
Dikamar mandi,
"Hari ini aku minta sebagai suami kamu, buang semua rasa malu dan kamu,turuti apa yang aku minta.." kata gerald sambil membuka baju adat Icha sehabis menikah tadi.
Tubuh Icha sudah sepenuhnya terbuka. "kamu indah banget sayang.." kata gerald seraya menatap indahnya keseluruhan apa yang dimiliki istrinya.
Icha malu, sangat. Seorang pria menatap tubuhnya begitu intens, dan ia tak bisa apa-apa. "Kamu curang, aku udah gak pake apa-apa. Mas masih pake handuk?" Kata Icha
Gerald tersenyum,"kenapa gak di bukain aja sekalian dari pada pura-pura ngambek gini..hm?" Ledeknya.
Masih saja bisa meledek, ia ingin sekali mengingatkan bahwa mereka sedang melakukan ritual malam pertama!
Ditatapnya matanya Icha, lalu gerald berbisik
"Sayang sekali, mas sayang sekali, benar-benar sayang Icha hingga rasanya mau mati."Demi tuhan saat ini juga jantung Icha berdetak tak normal.
Gerald melepaskan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya, dinyalakan nya shower berisikan air hangat yang siap menyemburkan airnya untuk menghangatkan sepasang insan yang telah resmi berkeluarga.
Tak lupa diisikan bath-up untuk persiapan jika memang mereka membutuhkannya setelah ini.
Gerald m***m sekali.
Dimandikan nya Icha hingga terlihat segar, Icha geli sekali. ini pertama kalinya badannya disentuh diraba sangat intim oleh seseorang.
Dan gerald melihat tak ada sedikitpun cacat di tubuh Icha. Semua terlihat sempurna dan bersih, yang membuat gerald tak dapat berkedip lama."Kamu udah siapkan semuanya ya cha, udah tau kalo mas bakal sentuh kamu malam ini. Nakal?"
Ya tuhan ingin sekali Icha menampar pria dihadapannya, tapi sadar bahwa pria m***m dihadapannya ini adalah suaminya.
Setelah selesai gerald menggendong Icha ke kamar dan mengeringkan nya dengan handuk, tanpa busana apapun.Icha belum berani menatap milik suami nya, berbeda dengan gerald yang sepanjang malam ini sangat menuangkan matanya yang setiap beberapa menit meminta izin untuk tidak mengedip.
Dalam gendongan Icha bisa merasakan nya, sesuatu dibawah sana seperti meminta izin ingin masuk.
Aduh boleh gak si aku kabur aja.
Tak sadar Icha bahwa dirinya sudah dibawa keatas kasur oleh suaminya.
"Mmmhh... geli."Gerald mencium seluruh tubuh Icha dan tak hentinya memberikan tanda kepemilikan di tubuh istrinya.
"Pelan mas.. sakit-sakit kulitku." Rengek Icha saat gerald semangkin keras menggigit kulit putih Icha.
Dibungkam nya bibir Icha, dilumatnya dengan ganas.
Dari mana mas gerald belajar ini? Apa semua lelaki memang memiliki insting bisa melakukan ini.
"Mmhh, manis cha. Enak sekali mas suka sekali."
Muka icha memerah, bagaimana bisa gerald berkata begitu tepat dihadapannya.
"Mas izin ya masuk ya cha.."